Friday, May 16, 2014

History of Forensic, Locard Exchange Principle, FRYE Standard, dan Daubert Standard

History of Forensic

Menilik sejarah dari ilmu forensik, beberapa dokumentasi tentang ilmu forensik sudah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu. Dua ratus tahun sebelum masehi, Archimedes menggunakan metode apung untuk menentukan sebuah mahkota yang terbuat dari emas adalah benar terbuat dari emas murni (tanpa campuran) atau sudah bercampur dengan perak dengan membandingkan terhadap emas padat. Catatan lain yang menggunakan obat-obatan dan entomology untuk mengungkapkan kasus-kasus criminal ditemukan ada sebuah buku berjudul Xi Yuan Lu, di Cina pada masa Dinasti Song (1248) oleh Song Ci. Cina juga pertama kali menggunakan sidik jari sebagai salah satu otentikasi dokumen bisnis.

Perkembangan terus berlanjut, ilmu forensik mulai digunakan untuk mengungkapkan kasus-kasus kriminal. Sir Francis Galton pada tahun 1892 mendirikan sistem pertama untuk mengklasifikasikan sidik jari. Pada tahun 1896, Sir Edward Henry, mengembangkan system berdasarkan arah, aliran, pola dan karakteristik lain yang terdapat pada sidik jari. Klasifikasi “The Henry” menjadi standar untuk teknik penyelidikan sidik jari pada kriminal di seluruh dunia.

Di tahun 1835, Henry Goddard menjadi orang pertama yang melakukan analisa secara fisik untuk menghubungkan peluru dengan senjata si pembunuh. Perkembangan penyelidikan terhadap peluru menjadi semakin tepat setelah Calvin Goddard membuat mikroskop perbandingan untuk menafsirkan peluru keluar dari selonsong yang mana. Di tahun 1970, tim ilmuwan dari Aerospace Corporation mengembangkan meotde untuk mendekteksi residu bubuk mesiu dengan menggunakan mikroskop elektron.

James Marsh, di tahun 1836, mengembangkan tes kimia untuk mendeteksi arsenik, yang digunakan pada percobaan pembunuhan. Pada tahun 1930, ilmuwan Karl Landsteiner mengklasifikasikan darah manusia ke dalam berbagai kelompok. Penemuan ini membuka jalan bagi penggunaan darah dalam investigasi kriminal. Pengembangan terus dilanjutkan, di pertengahan 1900-an ditemukan cara untuk menganalisa air liur, air mani dan cairan tubuh lainnya serta untuk membuat tes darah yang lebih akurat.

Edmond Locard, seorang profesor di University of Lyons, mendirikan laboratorium kriminal polisi pertama di Perancis pada tahun 1910. Untuk kepeloporannya dalam kriminologi forensik, Locard dikenal sebagai “Sherlock Holmes Perancis”. Sementara itu di Los Angeles pada tahun 1924, Agustus Vollmer mendirikan laboratorium kriminal polisi Amerika. Pada akhir abad ke-20, ilmuwan forensik memiliki banyak alat berteknologi tinggi yang mereka miliki untuk menganalisis bukti dari reaksi berantai polimerase (PCR) untuk analisis DNA, teknik sidik jari dengan kemampuan pencarian dengan komputer.

Ilmu Forensik sekarang tidak lagi hanya berhubungan dengan pembunuhan ataupun bidang kedokteran. Saat ini, ilmu forensik semakin luas, di antaranya adalah:

-    Art Forensic
-    Computational Forensic
-    Digital Forensic
-    Forensic Accounting
-    Forensic Chemistry
-    Forensic DNA Analysis
-    Forensic Pathology
-    Forensic Video Analysis
-    Mobile Device Forensics
-    Blood Spatter Analysis
-    Forensic Investigation
-    Dan sebagainya.

Locard Exchange

Dr. Edmond Locard, yang dikenal sebagai “Sherlock Holmes Perancis”. Dalam ilmu forensik, menyatakan bahwa pelaku kejahatan akan membawa sesuatu ke tempat kejadian perkara dan pergi membawa sesuatu dari situ, dan bahwa keduanya dapat digunakan sebagai bukti forensik. Dia merumuskan bahwa setiap kontak akan meninggalkan jejak. Teori ini kemudian dikenal sebagai prinsip Locard Exchange.
“Wherever he steps, whatever he touches, whatever he leaves, even unconsciously, will serve as a silent witness against him. Not only his fingerprints or his footprints, but his hair, the fibers from his clothes, the glass he breaks, the tool mark he leaves, the paint he scratches, the blood or semen he deposits or collects. All of these and more, bear mute witness against him. This is evidence that does not forget. It is not confused by the excitement of the moment. It is not absent because human witnesses are. It is factual evidence. Physical evidence cannot be wrong, it cannot perjure itself, it cannot be wholly absent. Only human failure to find it, study and understand it, can diminish its value.” Dr. Edmon Locard.
Locard meyakini bahwa tidak peduli kemana pelaku kejahatan pergi atau apa yang sudah dua lakukan, pelaku akan meninggalkan sesuatu di tempat kejadian perkara dan di saat yang bersamaan, ia juga akan mengambil sesuatu kembali bersamanya. Sesuatu yang ditinggalkan dapat berupa sidik jari, jejak kaki, rambut, kulit, darah, cairan tubuh, potong pakaian dan banyak lagi yang bisa dijadikan sebagai barang bukti. Dengan melakukan kontak dengan hal – hal yang ada di tempat kejadian perkara, penjahat juga mengambil bagian dari keadaan itu, apakah itu kotoran, rambut atau segala jenis jejak.

FRYE Standard

Frye Standard adalah sebuah tes yang dilakukan oleh pengadilan untuk menguji apakah bukti ilmiah dapat digunakan di dalam pengadilan apabila barang bukti tersebut diterima oleh para ahli yang sesuai dengan bidang terkait barang bukti tersebut. Pengujian ini terkait dengan prosedur, prinsip dan teknik yang dapat diajukan dalam sidang kasus di pengadilan. Dalam penerapan Frye Standard harus menyediakan sejumlah pakar / ahli untuk memberi keterangan kepada hakim.
Frye Standard lebih menekankan kepada hakim pengadilan apakah kesaksian tersebut telah berlaku umum dan telah digunakan secara relevan oleh komunitas ilmiah atau tidak. Selain itu, Frye Standard lebih terletak pada kesaksian ahli yang terbatas pada kesaksian ilmiah saja, dengan mengecualikan testimoni dari saksi ahli seperti testimoni dari ahli kesehatan atau medis.
 

Daubert Standard

Daubert Standard mengacu pada hukum legal yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat pada tahun 1993 yang mendefinisikan kriteria untuk diterimanya kesaksian ahli di Pengadilan Federal. Kriteria Daubert secara eksplisit mensyaratkan bahwa bukti empiris yang mengandung pengujian, mesti dapat diterima oleh sebagian besar komunitas pada bidang ilmiah yang sama, yang diterbitkan dalam jurnal artikel dan memiliki pengetahuan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Peraturan Daubert menggantikan standar Frye lama (ditetapkan pada tahun 1923) untuk keterangan ahli.  Kriteria yang ditetapkan oleh Daubert adalah dua arah, yaitu:
-    Relevan : apakah bukti ahli berhubungan atau tidak dengan fakta yang terdapat dalam kasus tersebut
-    Reliable:
1.    Apakah metode yang di gunakan pada kesaksian berdasarkan pada hipotesis yang sudah teruji.
2.    Tingkat potensi kegagalan yang mungkin di dapatkan dengan metode ini.
3.    Apakah metode ini telah dikenal di antara sesama saksi ahli, dan
4.    Apakah metode tersebut telah diterima di komunitas ilmiah yang relevan.

Referensi:

http://www.beasleyallen.com/webfiles/From Frye to Daubert.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_forensics
http://en.wikipedia.org/wiki/Forensic_science
http://science.howstuffworks.com/forensic-lab-technique1.htm
http://science.howstuffworks.com/locards-exchange-principle.htm
http://science.howstuffworks.com/locards-exchange-principle2.htm
https://viaforensics.com/computer-forensic-ediscovery-glossary/what-is-daubert.html
http://www.forensics-research.com/index.php/computer-forensics/computer-forensics-history/
http://www.law.cornell.edu/wex/daubert_standard
http://www.law.cornell.edu/wex/frye_standard
http://www.law.ua.edu/pubs/lrarticles/Volume 51/Issue 2/McLeod.pdf
http://www.wisegeek.com/what-is-the-frye-standard.htm

No comments:

Post a Comment